Hasil survey geolistrik yang dilakukan oleh PT. Prihaditama ikut andil dalam publikasi proceeding The 13th Asian Regional Conference of International Association for Engineering Geology and the Environment (IAEG) pada tanggal 16 – 18 November 2021 yang diadakan secara virtual. Longsor Cimanggung yang terjadi sesaat setelah diguyur hujan sangat deras pada hari Sabtu, 9 Januari 2021. Insiden ini artinya kelongsoran kompleks yang menunjukkan perubahan mekanisme longsoran yang sebagai peredaran debris. Sebelumnya longsor tadi bukanlah kejadian tunggal, tetapi setidaknya empat kali longsor terjadi menjadi perkembangan retrogresif dari tajuk. Longsor pertama dengan tipe semi rotasi terjadi di pukul 15.30 WIB dan menelan korban 8 jiwa. Longsor kedua terjadi secara retrogresif pada pukul 19:15 serta disusul dengan sirkulasi debris yg mengakibatkan korban jiwa 32 orang. Diperkirakan longsor kedua ini jauh lebih akbar berasal yang pertama, asal lebih kurang 20 m tajuk dengan panjang sampai 45 m hingga 50 m tajuk dengan aliran keluar debris mencapai hingga 120 m. pada hal ini, longsor ketiga serta keempat cenderung terjadi secara lokal pada lereng longsor ke 2. Lokasi longsor mempunyai beberapa lapisan batuan serta tanah. Lapisan batuan serta tanah tersebut ialah breksi tuff lapuk ringan, breksi tuff lapuk kuat, tanah residu, dan landfill. Drainase pada tempat tinggal -tempat tinggal permukaan terlihat tidak efektif pasca longsor. Air yang mengalir melalui drainase merembes ke pada celah-celah yg terbentuk di belakang mahkota longsor. Mahkota longsor masih aktif berkiprah mundur (menuju timur) karena kondisi lereng yg masih labil akibat syarat air dan material penyusunnya. Longsor retrogresif yang diikuti sang peredaran debris akan dimodelkan buat memilih distribusi run-out. Pencitraan bawah permukaan dibantu menggunakan alat GPR yang memancarkan gelombang elektromagnetik serta alat Geolistrik yang menginjeksikan arus listrik ke dalam tanah. akibat dari pemodelan ini akan digunakan menjadi referensi buat tim tanggap darurat buat mengamankan tanah longsor serupa diikuti sang aliran puing-puing di lokasi lain.
BACA LAINNYA MENGENAI GEOLISTRIK PADA STUDI KASUS LONGSOR